SATELIT KEDUA INDONESIA SIAP DIORBITKAN
Untuk Mitigasi Bencana dan Pemantau Lalu Lintas Perkapalan
Satelit kedua Indonesia siap diorbitkan |
JAKARTA -
"Diam-diam" pemerintah Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (Lapan) sedang mempersiapkan pengorbitan satelit kedua yang
diberi nama Lapan-A2 atau Lapan-Orari. Satelit ber-budget antara Rp 30 miliar
sampai Rp 40 miliar itu siap diorbikan sekitar dua bulan lagi.
Perkembangan proyek
satelit ini dipaparkan oleh Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto
Hardhienata di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kemarin
(4/6). Soewarto menuturkan, misi dari satelit Lapan-A2 ini untuk meneruskan
misi yang diemban oleh satelit pendahulunya yaitu satelit Lapan-A1 atau
Lapan-Tubsat.
Dengan beberapa
kecanggihannya, Soewarto mengatakan jika misi satelit Lapan-A2 ini masih tetap
sebagai satelit pengamatan (surveillance). Dengan kamera dimiliki, satelit ini
mampu menyuguhkan foto daratan Indonesia sekelas foto warna resolusi tinggi 6
meter.
"Foto-foto ini
khususnya untuk daerah-daerah bencana. Jadi satelit ini lebih berfungsi untuk
mitigasi bencana," kata dia. Misi lain dari satelit yang akan diluncurkan
di India ini adalah, memantau lalu lintas dan data-data penting kapal-kapal
yang berlayar di perairan Indonesia.
Data-data lalu lintas
pelayaran ini diantaranya bisa dimanfaatkan sebagai misi pertahanan oleh TNI
angkatan laut, Badan Koordinasi Kemanan Laut, Kementerian Perhubungan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta pihak-pihak lainnya.
Keunggulan lain dari
satelit Lapan-A2 atau Lapan-Orari ini adalah, bisa menjadi penghubungung
sektiar 700 ribu pengguna radio amatir atau orari. Selama ini, radio amatir ini
hanya memiliki jangkauan yang tidak luas.
Padahal, menurut dia
potensi radio orari ini cukup penting terutama ketika terjadi bencana.
"Kalau sudah ada bencana, telekomunikasi kabel atau seluler biasanya padam
karena bencana," katanya. Untuk itu, peran komunikasi diambil alih oleh
radio amatir atau orari. Untuk memperluas jangkauan radio amatir ini, akan
memanfaatkan keunggulan satelit Lapan-A2.
Di saat proyek
satelit Lapan-A2 hampir rampung, Lapan juga sedang mengerjakan proyek satelit
Lapan-A3 atau Lapan-IPB. Satelit ini diperkirakan akan diorbitkan tahun depan.
Misi satelit
Lapan-IPB ini didukung oleh satelit Lapan-B1 yang juga masih dalam masa
pengerjaan. Selain menjalankan misi-misi yang diembang oleh satelit
pendahulunya, satelit Lapan-IPB ini berguna untuk menjaga ketahanan pangan.
Satelit ini dirancang
untuk bisa memprediksi musim produksi tanaman padi. Selain itu juga mampu
mengamati pertumbuhan sawah, saluran irigasi, dan pertumbuhan lahan perkebunan.
Tidak kalah penting lagi, satelit yang bekerjasama dengan IPB ini juga bisa
mengamati peningkatan atau penurunan debit air di waduk-waduk seluruh
Indonesia.
Soewarto mengatakan,
perkembangan dunia persatelitan Indonesia cukup menggembirakan. Dia menuturkan,
satelit Indonesia Lapan-A1 yang sudah mengorbit saat ini cukup sukses
menjalankan misinya.
Satelit ini
diantaranya berhasil merekam foto perkembangan kawah gunung Merapi, gunung
Bromo, dan beberapa gunung lainnya. Selain itu, satelit ini juga pernah
dimanfaatkan untuk memantau perkembangan proyek jembatan Suramadu dan
pengerjaan tol Kanci-Pejagan.
PR Lapan selanjutnya
adalah membuat roket peluncur satelit. Hingga saat ini, Indonesia masih belum
memiliki roket peluncur satelit. Roket-roket yang ada masih sebatas roket untuk
keperluan militer.
Soewarto mengatakan,
ilmu tentang roket peluncur satelit cukup sulit dan membutuhkan biaya yang
sangat mahal. "Pembuatan roket peluncur satelit ini terdiri dari beberapa
tingkatan. Kita masih di tingkat paling bawah," kata dia. Namun, dia tetap
optimis Indonesia bisa menyamai India yang sudah lebih dulu memiliki roket
peluncur satelit. (wan)
Satelit
Buatan Indonesia :
1. Satelit
Lapan-A1/Lapan-Tubsat
- Mengorbit pada 10
Januari 2007.
- Diluncurkan di India
- Satelit pertama
buatan Indonesia. Diperkirakan berumur 10 tahun.
- Digarap oleh 18
engineering Indonesia di Berlin, Jerman dan dibimbing tim dari Technical
University of Berlin (TU-Berlin)
- Bisa dikendalikan
dari bawah.
- Fungsi : satelit
pengamat bumi (earth observation), penguasaan teknologi, dan pengawasan
(surveillance).
- Rekaman kinerja :
memantau pembangunan jembatan Suramadu, memantau perkembangan gunung Merapi,
gunung Bromo, dan gunung Cisadane. Memotret kota-kota besar dan bandara-bandara
dari angkasa.
2. Satelit
Lapan-A2/Lapan-Orari
- Rencananya diorbitkan
2 bulan lagi.
- Dibikin di Indonesia
oleh ahli-ahli Indonesia
- Diluncurkan di India
bekerjasama dengan lembaga antariksa India (ISRO), karena Indonesia belum
memiliki roket peluncur satelit.
- Misi:
a.
Mendukung
penanggulangan bencana
b.
Kamera
digital yang terpasang bisa diarahkan memotret bulan dan lingkungan antariksa
c.
Pemantauan
lalu lintas pelayaran dan navigasi kapal melalui data AIS (Automatic
Identification System)
d.
Pengamatan
(surveillance) bumi dengan kamera video PAL cakupan 80 km.
3. Satelit Lapan-A3/Lapan-IPB
- Rencana diorbitkan
2013.
- Kemungkinan besar
masih diluncurkan di India.
- Buatan ahli-ahli
Indonesia
- Misi:
a.
Perbaikan
kualitas mitigasi bencana dari satelit Lapan-A2
b.
Memberikan
data satelit resolusi menengah 17 meter multispectral 3 band pada daerah yang
terkena bencana.
c.
Menjadi
alat komunikasi orari yang lebih luas, dan menggantikan potensi kerusakan
telekomunikasi seluler karena terjangan bencana.
4. Satelit Lapan-B1
- Rencana diorbitkan
pada 2015
- Dirancang untuk
mendukung program pertanian dan ketahanan pangan.
- Mampu memprediksi
musim produksi tanaman padi, pertumbuhan sawah, irigasi, pertumbuhan wilayah
perkebunan, serta memantau kenaikan dan penurunan air waduk.
5. Satelit Tele-Education Satellite
- Belum jelas rencana
pengorbitannya.
- Digunakan untuk
mendukung pembelajaran jarak jauh
- Penggabungan
pendidikan berkualitas dari perkotaan ke pedesaan.
- Termasuk penyaluran
data-data terkait kesehatan, kebersihan, dari kota ke desa.
Sumber: Jawa Pos National Network
Post a Comment