SEBANYAK 10 PERSEN BAHASA DUNIA ADA DI INDONESIA
Jakarta --- Sebanyak 200 orang peserta
berasal dari 20 negara anggota Forum Keberagaman Bahasa Asia Europe Meeting
(ASEM), negara peninjau dan pemangku kepentingan kebahasaan dan kesastraan
Indonesia, hari ini, Selasa (4/09) berkumpul di Jakarta. Mereka berkumpul untuk
bertukar pikiran dan pengalaman yang berkaitan dengan pelestarian keberagaman
bahasa.
Acara yang bertempat di Hotel Borobudur
Jakarta ini dibuka Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bidang Kebudayaan,
Wiendu Nuryanti. Dalam kesempatan tersebut, Wiendu membacakan sambutan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh. Dalam sambutannya disebutkan,
penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan forum ini dinilai
sangat tepat. Pasalnya, dari 7.000 bahasa di dunia, kurang lebih 10 persennya
ada di Indonesia.
“Dengan kekayaan bahasa sebanyak itu, dapat
dipastikan Indonesia memiliki pengalaman yang memadai dalam mengelola masalah
kebahasaan,” kata Wiendu pada acara pembukaan Forum Keberagaman Bahasa ASEM, di
Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (4/09).
Dalam pertemuan ini, Asia dan Eropa saling
bertukar pendekatan kebijakan dan contoh ideal dalam meningkatkan pemahaman
yang lebih baik terhadap keberagaman bahasa dan multilingualisme.
Bagi Indonesia, keberadaan bahasa-bahasa
daerah yang beragam berfungsi menguatkan jati diri sebagai suatu bangsa yang
heterogen. Keberagaman bahasa di Indonesia merupakan pilar penguat kesatuan dan
persatuan bangsa.
“Oleh karena itu, Forum yang dihadiri oleh
para pakar bahasa dan pejabat pengambil keputusan bagi negara Asia-Eropa ini
diharapkan dapat memberi masukan positif bagi pelestarian bahasa daerah di
Indonesia dan negara Asia Eropa lainnya,” katanya.
Adapun delegasi yang hadir dalam forum ini
berasal dari negara Cina, Australia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam,
Brunei Darussalam, Pakistan, Bulgaria, Perancis, Inggris, Belgia, Siprus,
Finlandia, Jerman, Yunani, Polandia, Rumania, Indonesia, dan Perwakilan UNESCO
di Indonesia. (AR)
Post a Comment