0
TELADAN YANG BAIK ADALAH NASEHAT TERBAIK BAGI ANAK
“Seribu nasehat yang anak dengar akan dikalahkan dengan satu hal yang mereka lihat…”

Pelajar SMPN SATAP Sungai Karang
Seorang anak dapat memahami segala sesuatu tentang kehidupan ini melalui panca inderanya, mereka mendapatkan berbagai macam aneka informasi yang telah mereka lihat, apa saja yang telah mereka dengar, serta apa saja yang telah mereka rasakan hingga akhirnya mereka terima sebagai sebuah nilai-nilai kehidupan yang layak untuk ditanamkan pada pribadi mereka.


Di samping itu dalam fase kehidupan pra remaja ini mereka dikarunia oleh Tuhan dengan daya imajinasi yang cukup tinggi, sehingga mereka senantiasa selalu dapat dengan mudah membayangkan apa saja yang akan mereka dapat nantinya ataupun menjadi apa saja mereka di masa-masa mendatang tanpa membayangkan bagaimana mereka berproses hingga dapat mewujudkan mimpi-mimpinya tersebut menjadi hal yang nyata. Dari uraian ini tentu akan timbul sebuah pertanyaan, “Mengapa anak belum bisa membayangkan bagaimana mereka dapat mewujudkan mimpi-mimpi dan cita-citanya itu?”. Tentu banyak spekulasi jawaban untuk pertanyaan ini, namun jawaban yang paling tepat adalah karena mereka belum mendapatkan informasi yang akurat dan mendalam sebagai filter ataupun bahan pemikiran tentang bagaimana proses pencapaian, syarat-syarat yang harus dipenuhi serta berbagai faktor yang dapat memicu terwujudnya mimpi-mimpi maupun cita-cita mereka ini.

Oleh karena itu, orang tua dan guru adalah manusia-manusia utama yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi, petunjuk serta arahan positif terhadap anak dalam usaha membekali mereka dengan pengetahuan yang komprehensif yang bermuara pada mantapnya karakter anak yang baik, berjiwa tangguh, pantang menyerah dalam belajar pada hal-hal yang positif, hingga dapat mereka implementasikan dalam kehidupan mereka setiap harinya.

Tentu seorang anak telah mendapatkan berbagai macam pengetahuan berupa ajaran, nasehat, anjuran, ataupun petunjuk-petunjuk tentang segala hal yang berhubungan dengan hidup ini dari kedua orang tuanya, kakek-neneknya maupun dari seluruh bagian dari keluarganya yang lebih tua darinya. Setelah itu mereka juga akan mendapatkan berbagai hal baru yang mungkin bagi sebagian anak belum mereka dapatkan dari lingkungan keluarga mereka, yaitu berbagai macam ilmu pengetahuan dan informasi  melalui pendidikan formal di jenjang Sekolah Dasar yang dibimbing oleh guru-guru mereka.

Dari berbagai masukan ilmu pengetahuan serta berbagai macam informasi yang telah mereka dapatkan, selanjutnya mereka akan menjadi apa yang telah mereka pikirkan dan rasakan, hal ini otomatis terbentuk dari berbagai macam kenyataan ataupun fenomena nyata yang telah mereka ketahui, pahami dan yakini sehingga melebur dan menyatu dalam jiwa, pikiran dan hatinya menjadi karakter-karakter unik dalam kehidupan di masa mereka.

Setelah anak memiliki karakter unik ini, bukan pekerjaan mudah bagi orang tua maupun guru untuk merubahnya seperti sebuah peribahasa mengatakan “mendidik seorang anak ibarat mengukir pada sebuah batu”, oleh sebab itu sedini mungkin selayaknya orang tua dan guru saling bersinergis dalam berperan serta aktif dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari, karena seribu nasehat yang anak dengar akan dikalahkan dengan satu hal yang mereka lihat, ini artinya sebanyak apapun nasehat ataupun arahan baik dari orang tua maupun guru tidak akan efektif apabila orang tua atau guru yang menyampaikannya belum melakukannya. Salah satu contohnya, kita menyuruh anak untuk rajin membaca, lalu pertanyaannya, sudahkah kita menjadikan membaca sebagai hobi kita? Karena anak akan melihat kebiasaan kita untuk selanjutnya akan dapat menginspirasi mereka.dan yang terakhir kebiasaan kita sedikit-demi sedikit akan ditiru oleh mereka, “Karena apa ...?” Karena kita adalah figur nyata bagi mereka, karena kita adalah inspirator nyata bagi mereka.

Oleh karena itu perlu diberikan contoh nyata dalam usaha demi sukses dan efektifnya pendidikan pada anak-anak dan siswa-siswi kita, hingga menjadi apapun dia nantinya dapat menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang berkarakter sekaligus bermoral baik serta memiliki sumber daya unggul dan berkualitas hingga dapat benar-benar nyata bermanfaat dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negaranya.





Post a Comment

 
Top