0
ANAK YATIM JUGA BERHAK KULIAH

Pada acara silaturahmi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh dengan mahasiswa penerima Bidik Misi di universitas Jambi (UNJA), Kamis (9/2) yang lalu, Menteri meminta maju mahasiswa yang sudah ditinggal mati ayah atau ibunya. Sebanyak 22 mahasiswa maju ke depan dan bersalaman dengan Mendikbud. "Tidak usah ndredheg Mas!" gurau Mendikbud kepada salah seorang mahasiswa.


"Nama saya Farni Hutauruk, Saya sembilan bersaudara, ayah sudah meninggal, dan ibu hanya bertani." begitu perkenalan seorang mahasiswa berkulit agak gelap yang berdiri di samping Mendikbud. Farni menceritakan bahwa ibunya hanya menggarap ladang yang tidak luas, untuk menghidupi sembilan orang anaknya. Untuk hidup sehari-hari saja sangatlah sulit, kata Farni. Namun kini ada secercah harapan yaitu dirinya berkesempatan kuliah dengan beasiswa Bidik Misi. Dia ingin menyelesaikan kuliah secepatnya dan berjuang meraih cita-citanya. "Saya ingin menjadi pengusaha sukses Pak." kata farni mantab.



Syamsul, seorang mahasiswa bertubuh tinggi langsing dan berkulit cerah juga berlatar belakang ekonomi yang sangat sulit. Dia sudah menjadi tulang punggung keluarga di usia yang masih sangat muda. Ayahnya sudah meninggalkan anak-anaknya dan ibunya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. "Tanpa Bidik Misi saya nggak mungkin bisa kuliah, untuk hidup layak aja kami susah." ungkap Syamsul. Mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika ini bercita-cita menjadi dosen, dan akan berjuang menyekolahkan adik-adiknya yang masih kecil. Pada hari itu Mendikbud juga menyempatkan mengunjungi rumah Syamsul yang sangat sederhana di kelurahan Kenali Besar, Kotabaru, kota jambi.



"Siapa bilang anak yatim, anak miskin tidak berhak kuliah? sekarang bisa." tegas Menteri Nuh. Sekitar lima tahun yang lalu anak-anak miskin sulit untuk kuliah baik di perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). Hanya sekitar empat persen pada tahun 2008, kata Menteri Nuh. Sekarang dengan beasiswa Bidik Misi dan aturan yang mewajibkan PTN menerima minimal 20 persen mahasiswa miskin, kesempatan kuliah bagi anak-anak miskin terbuka lebar. Bisa saja suatu saat nanti kita mendapati Syamsul menjadi seorang rektor dan Farni menjadi pengusaha sukses. (widi)




Post a Comment

 
Top