Di
tempat-tempat wisata, sering kita lihat wisatawan asing yang masih muda
menikmati keindahan alam dan peninggalan budaya nenek moyang kita. Di antara
mereka ada yang tidak dikawal oleh orang tuanya atau saudaranya, tetapi hanya
bersama dengan teman- temannya.
Mereka
tidak takut tersesat dan menjelajah dari kota satu ke kota lainnya di
Indonesia. Bekal apa yang mereka bawa? Salah satu di antara bekal yang
dipersiapkan adalah peta. Salah satu di antara bekal yang dipersiapkan adalah
peta. Pada bab ini akan dibahas tentang peta mental, sketsa dan membuat peta
lingkungan.
A.
PETA MENTAL
Ketika
kamu menggambar “peta desa” menurut imajinasimu, gambar peta desa itu tentu
kamu bayangkan lebih dahulu di dalam otak. Bayangan “peta desa” beserta letak
rumah, balai desa, jalan-jalan, lapangan sepak bola dan lain-lain yang masih di
dalam otak disebut peta mental.
Obyek
yang terbayang pada peta mental hanya obyek yang penting-penting saja. Andaikan
di sekitar lapangan sepak bola ada kambing, sapi, atau anak-anak yang sedang
bermain, tentu tidak tergambar pada peta mental. Dengan kata lain obyek yang
tergambar dalam peta mental adalah obyek yang penting dan dipilih sesuai
kebutuhan. Peta mental akan mudah dijelaskan kepada orang lain bila diwujudkan
dalam bentuk gambar nyata, yang berupa sketsa.
Namun
sketsa bukanlah peta. Apabila obyek yang digambar dalam sketsa diletakkan pada
posisi keruangan seperti kenampakan aslinya dengan menggunakan skala, barulah
disebut peta Peta merupakan gambaran kenampakan muka bumi yang diperkecil pada
bidang datar dengan menggunakan skala.
B.
SKETSA
Seperti
dikemukakan di atas bawa peta mental akan mudah dijelaskan kepada orang lain
bila diwujudkan dalam bentuk gambar nyata, yang berupa sketsa. Sketsa juga
dapat dibuat berdasarkan obyek nyata yang terdapat di muka bumi, seperti sketsa
kenampakan bentang alam, sketsa route perjalanan siswa dari rumah hingga
sekolah, sketsa tentang lokasi gedung pertemuan, pernikahan, dan lain-lain.
Sketsa bukanlah peta.
Oleh
karena itu tidak terlalu mempertibangkan skala. Obyek yang tergambar pada
sketsa hanya obyek penting sesuai tujuan pembuatannya. Misal: sketsa tentang
letak gedung pertemuan untuk hajatan perkawinan. Sketsa tersebut hanya memuat
obyek penting dan jalan-jalan penting menuju gedung itu, agar para tamu dengan
mudah bisa menemukan lokasi gedung pertemuan perkawinan yang dimaksud, dan
tidak tersesat, terutama bagi tamu yang berasal dari luar kota.
Sketsa
bukanlah peta. Apabila obyek yang digambar dalam sketsa diletakkan pada posisi
keruangan seperti kenampakan aslinya dengan menggunakan skala, maka sketsa
tersebut sudah dapat dikatakan sebagai peta. Seringkali gambar pada sketsa
kecuali mengabaikan skala , seringkali juga mengabaikan bentuk dan ukuran dari
kenampakan aslinya. Apabila bentuknya sudah mirip dengan kenampakan aslinya,
sketsa tersebut sudah dianggap benar. Dalam kegiatan tertentu, sketsa justru
lebih mudah dipahami orang dari pada peta atau citra.
C.
SKALA PETA DAN PENGGUNAANNYA
Skala
Angka
Seperti
telah diungkapkan di muka bahwa peta merupakan gambaran obyek atau kenampakan
muka bumi yang diperkecil dari kenyataan sebenarnya dengan menggunakan skala.
Apabila Pulau Kalimantan digambar sesuai dengan kenyataan aslinya maka
dibutuhkan kertas seluas Pulau Kalimantan. Bila seluruh kenampakan muka bumi
digambar sama besar dengan kenyataan sebenarnya maka akan dibutuhkan kertas
yang luasnya sama dengan luas muka bumi. Berapa ton kertas yang digunakan? Oleh
karena itu harus dicari cara yang mudah dan murah, agar menggambar peta muka
bumi tidak boros dan menghabiskan kertas. Bagaimana caranya? Perhatikan cara
berikut ini.
Peta
yang baik terdiri atas dua bagian yang sangat penting, yaitu: muka peta dan
informasi tepi peta. Muka peta merupakan cakupan wilayah yang digambar dalam
peta. Sedangkan judul peta dan legenda termasuk informasi tepi.
Langkah
awal dalam pembuatan peta tematik adalah menentukan komposisi peta. Ada tiga
model komposisi peta tematik, yaitu:
a)
Komposisi peta dalam bingkai.
b)
Komposisi berjajar dalam bingkai.
c)
Komposisi bersusun dalam bingkai.
Legenda
adalah keterangan peta. Legenda berbeda dengan simbol peta. Perbedaannya
adalah: simbol letaknya di dalam muka peta, dan gunanya untuk menggambarkan
unsur atau obyek muka bumi. Sedangkan legenda, letaknya di luar muka peta dan
gunanya memberi keterangan tentang arti simbol.
Oleh
karena itu setiap peta perlu dilengkapi dengan legenda, karena merupakan kunci
untuk memahami simbol yang tergambar di dalam muka peta. Istilah lain dari
legenda adalah keterangan atau petunjuk.
Post a Comment