Bentuk
permukaan bumi yang kita huni tidak rata. Kenyataannya permukaan bumi ada yang
cembung ada yang cekung. Bentuk cembung dapat berupa bukit, gunung, maupun
pegunungan. Sedangkan bentuk cekung dapat berupa lembah, danau, maupun lautan.
Mengapa ada berbagai macam bentuk? Dalam bab ini dapat dipelajari berbagai
macam bentuk dan proses terjadinya permukaan bumi.
A. STRUKTUR LAPISAN
BUMI
Bumi
adalah salah satu planet tata surya. Pada awal pembentukannya, bumi berupa
benda angkasa yang pijar dan sangat panas. Setelah berjuta-juta tahun, bumi
yang pijar dan sangat panas tersebut perlahan-lahan mengalami pendinginan.
Bagian kulit bumi menjadi beku, walaupun bagian dalam masih tetap panas.
Inti
bumi (inti dalam dan inti luar), merupakan massa cair liat yang sangat kental
dan sangat panas, yang terdiri atas nikel dan besi (nife). Temperatur di bagian
pusat bumi ± 2.500°C. Kerak bumi yang dingin dan padat massa jenisnya lebih
kecil dari massa cair yang ada di bawahnya. Karena itulah kerak bumi terapung
di atas lapisan mantel yang cair liat.
Kerak
bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera, sedangkan kerak
bumi yang membentuk benua dinamakan lempeng benua. Lempeng samudera bergerak
dari tengah samudera karena tertekan dari bawah lempeng yang cair pijar.
Lempeng yang bergeser akhirnya akan bertumbukan dengan lempeng yang lain.
Lempeng
samudera yang bergeser ke kanan akan bertabrakan dengan lempeng benua, kemudian
menunjam ke bawah, dan leleh karena panas dan berubah menjadi magma yang
mengeluarkan energi (tenaga). Bila tumpukan magma dan tumpukan energi tersebut
terus bertambah dan menjadi sangat besar, akhirnya akan menyebabkan terjadinya
hal-hal berikut:
1.
Magma
yang akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui retakan atau patahan dan
terbentuklah gunung api. Gejala semacam ini disebut vulkanisme.
2.
Tumpukan
energi di daerah penunjaman demikian besar, maka energi tersebut akan mampu
menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya.
Getaran ini dise but gempa bumi.
3.
Gerak
lempeng, tekanan ke atas dari magma dan energi yang terkumpul di daerah
penunjaman, akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga kulit bumi bisa
melengkung atau bahkan patah. Gejala ini disebut tektonisme. Ketiga gejala
tersebut di atas, yaitu vulkanisme, seisme dan tektonisme, semuanya berupa
tenaga yang berasal dari dalam bumi, dan dinamakan tenaga endogen (endo =
dalam). Relief muka bumi yang terbentuk di daerah tumbukan lempeng adalah: (a)
palung laut, (b) pegunungan, (c) gunungapi aktif, dan (d) pulau-pulau lipatan.
Lempeng samudera dan lempeng benua ternyata bergeser-geser atau berjalan-jalan.
B. VULKANISME
Proses
keluarnya magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi disebut vulkanisme.
Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan
pipa kepundan pada gunung api.
1. Instrusi dan
ekstrusi magma
Di
dalam kulit bumi, di bawah gunung api terdapat rongga besar dengan dinding
tidak beraturan disebut dapur magma. Dapur magma berisi benda cair liat sangat
panas, yang disebut magma. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava.
Lava pijar yang keluar dari gunung api, suhunya masih sangat tinggi yaitu masih
beberapa ratus drajad celsius.
Setelah
beberapa lama suhu lava makin dingin dan akhirnya membeku menjadi batuan beku.
Magma yang menerobos atau menyusup menuju permukaan bumi ada yang membeku
sampai di permukaan bumi, tetapi ada pula yang sudah membeku sebelum sampai ke
permukaan bumi. Apabila penyusupan magma tersebut tidak mencapai permukaan bumi
disebut intrusi magma, dan bila sampai di permukaan bumi disebut ekstrusi
magma.
2. Bentuk gunung api
Menurut
bentuknya gunung api digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a.
Gunung
api perisai, yaitu gunung api yang bentuknya seperti perisai atau tameng.
Gunung api ini lerengnya sangat landai. Contoh: G. Maona Loa di Hawaii. Erupsi
yang dimikian disebut erupsi efusif.
b.
Gunung
api strato, yaitu gunung api yang berbentuk seperti kerucut. Gunung semacam ini
makin lama akan makin bertambah tinggi. Pada umumnya gunung api di Indonesia
termasuk jenis gunung api strato.
c.
Gunung
api maar, yaitu gunung api yang lubang kepundan berbentuk corong. Contoh:
Gunung Paricutin di Meksiko, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara. Bila dasar dan
dinding corong kepundan tak dapat ditembus air maka akan terbentuk danau kawah,
seperti pada G. Rinjani.
3. Material hasil
erupsi
Pada
waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis.
Ketiga jenis itu adalah material padat, material cair (lava cair) dan gas.
Material padat yang disebut piroklastika, dan dibedakan menjadi:
a. batu-batu besar disebut bom,
b. batu-batu kecil disebut lapili,
c.
kerikil dan pasir,
d.
debu atau abu vulkanis.
Gas-gas
yang dikeluarkan oleh gunung api disebut ekshalasi. Gas-gas tersebut dapat
berujud asam sulfida (H2S), asam sulfat (H2SO4), carbon dioksida (CO2), klorida
(CL), uap air (H2O) dan sulfida (HCL). Letusan gunung api yang sangat dahsyat
dapat menghancurkan puncak gunung, sehingga terbentuk kawah yang sangat luas
dan berdinding terjal yang disebut kaldera. Contohnya adalah : Kaldera Tengger
(lebarnya 8 km), kaldera Ijen (lebarnya 11 km) , Kaldera Iyang (17 km), kaldera
Tambora (lebarnya 6 km), dan kaldera Batur (lebarnya 10 km).
Gunung
api yang akan meletus biasanya mengeluarkan tanda-tanda alami sebagai berikut:
a.
suhu di sekitar kawah naik;
b. banyak sumber air di sekitar gunung itu
mengering;
c. sering terjadi gempa (vulkanik);
d. sering terdengar suara gemuruh dari dalam
gunung;
e. banyak binatang yang menuruni lereng.
Beberapa
jenis hewan mampu menangkap tanda-tanda alami bahwa gunung yang ditempatinya
akan meletus. Jenis hewan itu antara lain monyet, kelelawar dan harimau.
4. Gejala post vulkanik
Gunung
api yang sudah kurang aktif, memiliki tanda-tanda yang disebut gejala post
vulkanik, atau pasca vulkanik atau setelah aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala
sebagai berikut:
a.
Sumber
gas asam arang (CO2 dan CO) yang disebut mofet. Gas ini berbahaya sebab dapat
menyebabkan mati lemas bagi orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah Timbang dan
Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
b.
Sumber
gas belerang , disebut solfatara. Contoh : Tangkuban Parahu (Jawa Barat), Dieng
(Jawa Tengah) dan Rinjani (NTB).
c.
Sumber
gas uap air, disebut fumarol. Contoh : Dieng (Jawa Tengah) dan Kamojang (Jawa
Barat).
d.
Sumber
air panas. Sumber air panas yang mengandung zat belerang, dapat digunakan untuk
menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit.
e.
Sumber
air mineral. Sumber air mineral ini berasal dari air tanah yang meresap
bercampur dengan larutan mineral tertentu seperti: belerang, atau mineral lain.
Contoh sumber air mineral terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat), dan
Minahasa (Sulawesi Utara).
f.
Geyser.
Pancaran air panas yang berlangsung secara periodik disebut geyser. Geyser yang
terkenal terdapat di Yellow Stone National Park, California (USA), pancaran
airnya bisa mencapai ketinggian 40 meter. Pancaran air semacam ini juga
terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
5. Keuntungan adanya
gunung api
Keuntungan
adanya gunung api antara lain:
a.
Abu
vulkanis yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi (letusan) dapat
menyuburkan tanah pertanian karena banyak mengandung unsur hara tanaman.
b.
Material
yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil,
batu-batu besar, kesemuanya merupakan mineral industri yang dapat digunakan
untuk bahan bangunan.
c.
Gunung
api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam bumi. Magma yang menuju permukaan
bumi tersebut banyak membawa mineral logam, dan barang tambang lainnya. Oleh
karena itu di daerah pegunungan dan gunung api banyak ditemukan bahan tambang.
d.
Adanya
gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah
itu menjadi daerah yang banyak hujan.
e.
Daerah
yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai daerah hutan, perkebunan, dan daerah pariwisata.
6. Kerugian adanya
gunung api:
a.
Gunung
api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar dan sangat berbahaya.
b.
Gunung
api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat panas, yang juga bergerak
menuruni lereng. Contoh awan panas dari G. Merapi di Jawa Tengah.
c.
Pada
saat terjadi letusan, lava pijar akan bercampur dengan air yang terdapat di
danau kawah, dan membentuk lahar panas, yang sangat berbahaya. Contoh lahar
panas dari G. Kelud (Jawa Timur).
d.
Lava
yang menumpuk di puncak gunung akan hanyut dan turun ke bawah bersama air hujan
sebagai lahar dingin. Wujud lahar dingin ini berupa aliran batu, kerikil dan
pasir yang jenuh air, meluncur ke bawah menuruni lereng.
e.
Gunung
api yang tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan. Daerah
bayangan hujan ini curah hujannya sedikit dan bersifat lebih kering. Contoh
Lembah Palu, Sulawesi Tengah.
f.
Letusan
gunung api bawah laut dapat menyebabkan terjadinya gelombang Tsunami, seperti
tsunami di di Banten dan Lampung akibat letusan Gunung Krakatau (1883).
g.
Abu
vulkanis di udara dari letusan gunung api dapat mengganggu penerbangan dan
dapat merusak tanaman.
7. Deretan Pegunungan
dan Gunung api
Secara
garis besar, terdapat dua deretan gunung api di dunia, yaitu deretan atau jalur
pegunungan mediteran dan deretan pegunungan (sirkum) Pasifik.
Indonesia
merupakan tempat pertemuan antara deretan pegunungan medeteran dan sirkum
Pasifik. Oleh karena itu Indonesia banyak terdapat gunung api dan sekaligus
merupakan daerah gempa bumi.
8. Gunung api di
Indonesia
Jumlah
gunung api aktif di Indonesia ± 129 buah dan sejak awal abad ke XVII, 70 buah
diantaranya sering meletus.
C. GEMPA BUMI
Ketika
terjadi gempa bumi besar seperti di Nabire (Papua) dan Padang Panjang
(Sumatera) tahun 2003 dan Yogyakarta tahun 2006, maka banyak rumah penduduk
roboh, pipa air minum putus, tanah retak atau longsor dan terjadi korban jiwa
maupun harta benda. Oleh karena itu bila terjadi gempa bumi orang harus segera
keluar rumah, pergi ke ruang terbuka (tanah lapang), jauh dari bangunan agar
terhindar dari bencana gempa. Bila ketika terjadi gempa tidak dari almari dan
jendela kaca, dan berlindung di bawah meja.
Tempat-tempat
yang dekat dengan palung laut adalah daerah rawan gempa bumi tektonik. Gempa
bumi tektonik adalah getaran kulit bumi akibat keluarnya energi dari dalam bumi
(zone penunjaman). Ilmu yang mempelajari gempa bumi disebut seismologi.
1. Jenis-Jenis Gempa
Bumi
Menurut
terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a.
Gempa Vulkanik
Gempa
bumi yang disebabkan oleh letusan gunungapi, disebut gempa vulkanik. Contoh:
gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
b.
Gempa Tektonik
Gempa
bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi
di zone penunjaman disebut gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memiliki
kekuatan yang dahsyat. Contoh, gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
c.
Gempa runtuhan atau terban
Gempa
bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua- gua yang runtuh, dan sejenisnya
disebut gempa runtuhan atau terban. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak
kecil dan wilayahnya sempit.
2. Intensitas Kekuatan
Gempa
Untuk
mengukur kekuatan gempa dibuat skala, yang dikaitkan dengan kerusakan yang
ditimbulkannya. Berdasarkan skala tersebut orang dapat membedakan gempa bumi
yang lemah dan gempa bumi yang kuat. Pengukuran tersebut sangat penting
artinya, antara lain untuk menentukan kualitas bangunan tahan gempa. Skala
untuk mengukur kekuatan gempa yang terkenal adalah Skala Richter.
3. Wilayah Gempa bumi
di Indonesia dan Dunia
Indonesia
merupakan salah satu negara yang paling sering dilanda gempa bumi tektonik
maupun gempa bumi vulkanik. Daerah yang sering dilanda gempa adalah pegunungan
Jayawijaya, pantai utara Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, Jawa
bagian selatan dan Sumatera bagian barat. Pada saat terjadi gempa sering
diiringi tanah longsor, dan tsunami di daerah pantai. Oleh karena itu penduduk
yang tinggal di daerah rawan gempa harus selalu waspada. Bangunan rumah dan
bangunan lain harus dirancang tahan gempa.
Negara
di dunia yang sering dilanda gempa bumi selain Indonesia adalah China, Jepang,
Filipina, Afganistan, Iran, Amerika serikat.
D. PEROMBAKAN RELIEF
MUKA BUMI
Tenaga
pembentuk relief muka bumi itu berasal dari dalam bumi dan disebut tenaga
endogen. Contoh relief yang dibentuk atau dibangun oleh tenaga endogen adalah:
gunungapi, pegunungan, lipatan, patahan, palung laut dan lain-lain.
Adakah
gunung atau bukit di sekitar tempat tinggalmu yang rusak? Siapa yang merusak?
Di samping oleh makhluk hidup, relief muka bumi juga dapat hancur karena faktor
alam. Gunung yang gundul sedikit demi sedikit akan hancur karena batuannya lapuk
kemudian terkikis erosi. Batu karang bisa hancur bila diterjang gelombang laut.
Faktor-faktor yang merusak relief muka bumi tersebut berada atau berasal dari
luar permukaan bumi dan disebut tenaga eksogen. Tenaga eksogen itu berupa sinar
matahari, air, angin, gletsyer, dan makhluk hidup.
Pada
kenyataan di alam tenaga eksogen mengakibatkan terjadinya pelapukan, erosi,
longsor dan sedimentasi.
1. Pelapukan
Pelapukan
berasal dari kata lapuk. Benda mengalami pelapukan berarti sebagian atau
seluruh benda itu telah lapuk. Pernahkah kalian melihat benda-benda di sekitar
tempat tinggalmu yang lapuk? Berdasarkan pengamatan kalian apakah benda-benda
pada tabel di bawah bisa lapuk?
a.
Pelapukan Mekanik
Batuan
yang membentuk kulit bumi, tersusun dari berbagai mineral. Tiap mineral
memiliki koefisien pemuaian yang berbeda-beda. Artinya ada mineral batuan yang
cepat memuai bila kena panas, dan ada mineral batuan yang sulit memuai bila
kena panas.
Mineral
batuan yang mudah memuai bila kena panas juga mudah menyusut bila bila
mengalami pendinginan. Pada siang hari ketika batuan terkena sinar matahari,
mineral yang mudah menyerap panas akan lebih cepat memuai dari pada mineral
lain yang sulit menyerap panas. Memuai berarti volumenya bertambah besar.
Akibatnya mineral yang volumenya bertambah besar akan mendesak mineral-mineral
lain sehingga batuan tersebut akan retak-retak. Pada malam hari suhu udara
turun dan batuan mengalami pendinginan sehingga volumenya menyusut (mengecil).
Akibatnya batuan mengalami retak-retak. Proses ini berlangsung terus menerus
setiap hari, sehingga lama kelamaan batuan yang keras, akan retak-retak dan
lepas selapis demi selapis, yang dimulai dari bagian luar batuan.
Akhirnya
batuan yang besar tersebut akan hancur menjadi batu kecil, dan batu kecil akan
hancur menjadi kerikil, dan kerikil akan hancur menjadi pasir dan pasir akan
hancur menjadi debu-debu yang halus. Proses semacam ini disebut pelapukan
mekanik.
Pada
siang hari, mineral batuan yang berwarna gelap umumnya cepat memuai, volumenya
bertambah besar (kelabu hitam), sedang pada malam hari volumenya mengecil
(putih). Bila hal ini berlangsung terus menerus maka lama-kelamaan mineral akan
retak-retak (hitam tebal), dan akhirnya pecah dan terlepas dari batuan
induknya.
Di
daerah empat musim, pori-pori batuan yang terisi air di musim panas bisa pecah
atau retak karena air dalam pori-pori batuan membeku di musim dingin. Air yang
membeku volumenya bertambah besar sehingga batuan menjadi retak atau pecah.
Proses yang demikian juga termasuk pelapukan mekanik.
b
Pelapukan kimiawi
Pelapukan
batuan juga dapat disebabkan oleh proses kimiawi. Contoh: batu yang keras dapat
ditembus oleh akar tumbuh-tumbuhan, karena tudung akar mengeluarkan zat kimia
yang dapat melapukkan batuan. Contoh lain adalah batu kapur yang retak kemudian
disusupi air hujan yang mengandung CO2. Air hujan yang mengandung CO2.. akan
melarutkan batu kapur yang dilaluinya. Lama kelamaan retakan batu kapur akan
bertambah lebar dan besar sehingga akhirnya terbentuk goa-goa kapur.
Larutan
kapur yang mengendap dan menempel di langit-langit goa akan membentuk stalagtit
dan bila mengendap dan menempel di dasar goa akan membentuk stalagmite. Kadang-kadang
dalam goa kapur terdapat sungai bawah tanah. Di Gunung Kidul (DIY) air sungai
bawah tanah dijadikan sumber air bersih.
c
Pelapukan Biologis atau Pelapukan Organis
Pelapukan
biologis atau pelapukan organis adalah lapuknya batuan yang disebabkan oleh
makhluk hidup, baik oleh tumbuh-tumbuhan, hewan maupun manusia. Akar
tumbuh-tumbuhan yang makin membesar dapat menyebabkan retak atau hancurnya
batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Ujung akar yang mengeluarkan
cairan dapat menembus batuan melalui pelapukan kimia.
Demikian
pula berbagai jenis jamur, lumut, dan bakteri yang melekat pada permukaan
batuan Demikian juga berbagai jenis hewan seperti semut, cacing, anai-anai,
tikus, dapat membuat lubang pada batuan dan melapukkan batuan.
2. Erosi
Batuan
yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan dipindahkan ke tempat
lain oleh tenaga eksogen. Tenaga eksogen yang mampu mengikis dan memindahkan
batuan yang telah lapuk adalah air, angin, dan gletsyer. Proses pengikisan dan
pengangkutan material hasil pelapukan dinamakan erosi.
a.
Erosi air
Erosi
yang disebabkan oleh tenaga air, misalnya:
1)
Erosi
percikan, yaitu erosi yang disebabkan oleh tetesan air hujan yang memecahkan
butir-butir tanah.
2)
Erosi
lembar, yaitu pengikisan dan pengangkutan lapisan tanah permukaan, yang
disebabkan oleh aliran air di permukaan tanah.
3)
Erosi
Alur, yaitu pengikisan lapisan tanah yang sudah membentuk alur-alur dengan
lebar < 40 cm dan kedalaman < 25 cm.
4)
Erosi
Parit, yaitu pengikisan lapisan tanah yang mebentuk alur-alur yang lebih
besar,sehingga sering disebut parit m ukuran lebar > 40 cm dan kedalaman
> 25 cm.
5)
Erosi
tebing sungai, yaitu aliran air sungai mengikis tebing sungai,
6)
Erosi
gelombang air laut (abrasi). Pantai yang curam atau pantai yang landai dapat
hancur diterjang gelombang laut. Banyak sawah, tambak dan desa-desa di Sumatera
dan Jawa yang lenyap diterjang gelombang laut. Di daerah yang berpantai curam,
gelombang laut akan menghancurkan tebing-tebing yang curam, sehingga terbentuk goa-goa
pantai.
b.
Erosi angin
Erosi
ini terjadi di daerah kering dan gurun pasir. Proses pengikisan batuan oleh
angin disebut deflasi. Jika angin yang kencang di daerah gurun mampu
menerbangkan debu dan mengangkut butir-butir pasir. Bila butir-butir pasir
menabrak kaki batuan maka batu yang ditabrak akan terkikis bagian bawahnya,
sehingga akan terbentuk batu jamur. Proses erosi ini disebut korasi.
c.
Erosi gletser (eksarasi)
Tenaga
yang dominan pada erosi ini adalah gletser atau es. Di daerah kutub dan di
puncak-puncak pegunungan yang tinggi, tumpukan salju yang mencair akan menuruni
lereng dan mengikis batuan yang dilaluinya, sehingga akan terbentuk
tebing-tebing yang terjal. Material hasil kikisan akan diendapkan di daerah
ujung gletser. Di Indonesia erosi gletser kemungkinan hanya terjadi di puncak
Jayawijaya (Papua), walaupun salju di sana sudah makin menyusut karena suhu
udara di bumi makin panas.
3. Sedimentasi
Sedimentasi
adalah proses pengendapan material hasil erosi air, angin, gelombang laut dan
gletsyer. Material hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapakan
di daerah yang lebih rendah.
a.
Sedimentasi oleh air
Lumpur
dan material lain hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapkan ke
tempat yang lebih rendah. Tempat pengendapan itu adalah: dataran rendah, waduk,
situ, danau, muara sungai, tepi pantai dan dasar laut. Danau, waduk, situ, dan
rawa akan menjadi dangkal dan akhirnya punah bila terus menerus diendapi lumpur
hasil erosi. Apa yang harus dilakukan agar ketiga penampungan air tersebut bisa
lestari dan tidak punah?
Apa
yang terjadi bila lumpur dan material lain hasil erosi air itu diendapkan di
muara sungai atau di tepi pantai? Endapan lumpur tersebut akan membentuk delta
dan gosong pasir. Delta merupakan daratan di muara sungai yang dibentuk oleh
endapan sungai. Sedangkan gosong pasir adalah gundukan pasir (dan tanah) di
tepi pantai yang menyembul di permukaan laut bila air laut sedang surut dan
tenggelam kembali bila laut sedang pasang.
Bila
lumpur dan material lain hasil erosi terbawa air sungai hingga ke laut, maka
gelombang laut akan mencampakkan kembali sebagian material hasil erosi ke
pantai. Ujudnya berupa tanggul pantai. Air tanah di tanggul pantai umumnya
berupa air tawar, walaupun di sekitarnya air tanahnya asin.
b.
Sedimentasi oleh angin
Material
hasil erosi yang diangkut oleh angin akan diendapkan dalam beberapa ujud
(kenampakan), yaitu: Tanah loss. Debu yang dibawa oleh angin dari gurun pasir
akan mengendap disekitar gurun dan membentuk tanah loss. Tanah ini sangat subur
dan baik untuk pertanian, bila cukup air. Bukit-bukit pasir (Sand dunes), yaitu
gumuk pasir di tepi pantai hasil endapan angin.
c.
Sedimentasi oleh gletser
Pada
saat bongkah-bongkah es (gletser) meluncur, maka akan mengikis tanah/batuan
yang dilewatinya dan diendapkan di bagian bawah (lembah). Endapan tersebut d
disebut morain.
E. JENIS-JENIS BATUAN
Ada
tiga jenis batuan yang ada di bumi kita, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf.
1.
Batuan beku
Batuan
beku terbentuk dari magma yang membeku. Menurut lokasi pembekuannya, batu beku
dibedakan batuan beku luar, batuan beku sela dan batuan beku dalam.
2.
Batuan sedimen
Batuan
beku yang ada di permukaan kulit bumi dan kena pengaruh tenaga eksogen akan
mengalami pelapukan. Bagian-bagian yang hancur atau lepas dari batuan induknya
diangkut oleh aliran air, angin, dan gletser, kemudian diendapkan di tempat
lain, yang umumnya di tempat yang lebih rendah.
Material
yang diendapkan tersebut bila mengalami pemadatan (kompaksi) dan perekatan
(sementasi) berubah menjadi batuan sedimen. Ciri utama batuan sedimen adalah
berlapis-lapis.Berdasarkan tenaga pengangkutnya batuan sedimen dibedakan
menjadi tiga:
a) Batuan sedimen aeolis atau aeris, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga angin.
b) Batuan sedimen aquatis, yaitu batuan sedimen
yang terbentuk oleh tenaga air.
c) Batuan sedimen glasial, yaitu batuan sedimen
yang terbentuk oleh gletser.
Ada
dua jenis batuan sedimen istimewa, yaitu breksi dan konglomerat. Breksi adalah
batuan sedimen yang tersusun dari fragmen-fragmen batuan yang bersudut runcing.
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tesusun dari fragmen-fragmen batuan yang
bersudut tumpul.
Di
dalam batuan sedimen seringkali terdapat sisa-sisa binatang atau tumbuhan yang
telah membatu, yang disebut fosil.
3.
Batuan Metamorf
Batuan
beku ataupun batuan sedimen yang mendapat tekanan yang besar, dan suhu yang
tinggi serta dalam waktu yang lama dapat berubah bentuk sehingga menjadi batuan
metamorf. Contoh: batu kapur karena pengaruh tekanan yang besar, suhu yang
tinggi dan waktu yang lama berubah menjadi batu marmer.
F. RELIEF MUKA BUMI
Apabila
kita melihat lebih dekat lagi ke muka bumi, akan tampak bahwa muka bumi itu
tidak rata, tetapi ada bagian yang menonjol ke atas, dan ada bagian yang cekung
ke bawah. Kenampakan tinggi rendahnya muka bumi seperti itu dinamakan relief
muka bumi. Relief muka bumi ini terbentuk karena adanya tenaga endogen dan
tenaga eksogen.
Menurut
letaknya, relief muka bumi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Relief daratan.
2.
Relief dasar laut.
1.
Relief Daratan
Secara
garis besar relief daratan dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
Gunung berapi, pegunungan dan bukit.
Permukaan
bumi yang menonjol ke atas dapat berujud gunung, pegunungan, dan bukit. Gunung
berapi merupakan tempat keluarnya magma dari dalam bumi. Contoh gunung berapi
adalah: Gunung Kerinci (Sumatera), Gunung Merapi dan Gunung Semeru (Jawa),
Gunung Soputan (Sulawesi), dan Gunung Rinjani (Lombok).
Pegunungan
merupakan deretan atau rangkaian gunung yang menjulang tinggi dibandingkan
daerah sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian lebih dari 500m di atas
permukaan laut. Bukit adalah pegunungan rendah, memiliki ketinggian kurang dari
500 m. Contoh pegunungan: Peg. Bukit Barisan (Sumatera), Peg. Meratus
(Kalimantan), Peg. Jaya Wijaya (Papua) dan Peg. Himalaya (India).
b.
Dataran tinggi dan dataran rendah
Suatu
daerah yang relatif datar dengan ketinggian kurang dari 200 meter dinamakan
dataran rendah. Apabila daerah yang datar tersebut berada di daerah yang tinggi
disebut dataran tinggi atau plato. Contoh: dataran tinggi Gayo (Nanggro Aceh
Darussalam), dan dataran tinggi Bandung (Jawa Barat).
c.
Pantai
Daratan
yang terletak di tepi laut disebut pantai. Di daerah pantai dikenal berbagai bentuk
muka bumi sebagai berikut:
1)
Teluk,
yaitu laut yang menjorok ke daratan.(Gambar 1.23)
2)
Tanjung
atau ujung, yaitu daratan yang menjorok ke laut. Ujung yang sangat panjang
dinamakan jazirah atau semenanjung. (Gambar 1.24)
3)
Delta,
tanah endapan di muara sungai.
4)
Gosong,
pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul ke permukaan ketika air laut
surut disebut gosong ( gosong pasir).
2.
Relief Dasar Laut
Relief
dasar laut mirip dengan permukaan daratan, menonjol ke atas dan ada bagian yang
cekung ke bawah, seperti tampak pada gambar berikut ini.
a.
Basin
atau lubuk laut, yaitu bentuk dasar laut yang mirip dengan palung laut, tetapi
dasarnya lebih lebar dan datar.
b.
Celah
memanjang (rift valley), yaitu cekungan seperti parit yang lebar dan memanjang
di dasar laut.
c.
Pegunungan
bawah laut, yaitu rangkaian pegunungan yang ada di bawah permukaan air laut.
d.
Gunung
berapi bawah laut, yaitu gunung berapi yang berada di dasar laut, dan di bawah
permukaan air laut.
Permukaan
bumi tidak rata karena adanya tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen
adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi sedang tenaga eksogen berupa tenaga
yang berasal dari luar bumi.
Di
Indonesia terdapat beberapa deretan pegunungan, yaitu:
a.
Deretan
pegunungan Sunda, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Pulau Sumatera,
Jawa, Nusatenggara, Maluku Selatan dan berakhir di Pulau Banda.
b.
Deretan
Sirkum Australia, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Australia, ujung
timur Pulau Irian, masuk melalui bagian tengah Irian dengan puncak tertinggi
Jayawijaya.
c.
Deretan
pegunungan Sangihe, yaitu deretan pegunungan yang membujur dari Kepulauan
Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung
Una-Una yang sering meletus) hingga Sulawesi Selatan.
d.
Deretan
Pegunungan Halmahera, yaitu deretan pegunungan yang berderet mulai dari Pulau
Talaut, Pulau Maju dan Tifor di Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta Pulau
Ternate dan Tidore, berbelok ke timur hingga Kepala Burung
e.
Deretan
Pegunungan Kalimantan, deretan ini bermula dari Pulau Palawan (Filipina)
kemudian masuk ke Kalimantan
Post a Comment