Ada
banyak cara untuk memotivasi orang lain mencapai sasaran atau menyelesaikan
suatu tugas maupun mengatasi persoalan atau tantangan yang dihadapinya. Salah
satu karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuannya
untuk memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan atau misi dari organisasinya.
Seorang
pemimpin yang tidak mampu memotivasi orang-orangnya, tidak lebih dari seorang
penunjuk jalan, yang tahu ke mana harus pergi tetapi sepenuhnya tidak dapat
mengendalikan mereka yang dipandunya.
Kemampuan
seorang pemimpin untuk memotivasi anggota timnya sangat dipengaruhi oleh
kecerdasan emosinya (EQ-nya). Paling tidak ada enam keterampilan yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin, sebelum dia dapat memimpin orang lain, yaitu:
1.
Mengenali emosi diri
2.
Mengelola emosi diri sendiri
3.
Memotivasi diri sendiri
4.
Mengenali emosi orang lain
5.
Mengelola emosi orang lain
6.
Memotivasi orang lain
1. Mengenali emosi diri
Keterampilan
ini meliputi kemampuan kita untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita
rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus
dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Ketidakmampuan untuk
mengenali perasaan membuat kita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita
kehilangan kendali atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita
kehilangan kendali atas diri dan hidup kita.
2. Mengelola emosi diri
sendiri
Ada
beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah
menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha
mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah
berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil
tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk
pengendalian diri (self controlled) yang paling penting dalam manajemen diri,
karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan
sebaliknya.
3. Memotivasi diri
sendiri
Menata
emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri
(achievement motivation). Kendali diri emosional ・menahan diri terhadap
kepuasan dan mengendalikan dorongan hati ・adalah landasan
keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan
terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki
keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun
yang mereka kerjakan.
4. Mengenali emosi
orang lain
Mengenali
emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang
lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut Stephen Covey sebagai
komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti.
Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara
efektif.
5. Mengelola emosi
orang lain
Jika
keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan
antarpribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar
dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional.
Semua
hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi
antarmanusia. Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang
dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun
hubungan antarpribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri
hubungan antarkorporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan
antarindividu.
Semakin
tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain
(baca: membina hubungan yang efektif dengan pihak lain) semakin tinggi kinerja
organisasi itu secara keseluruhan.
6. Memotivasi orang
lain
Keterampilan
memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan
mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan
kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan
membangun kerja sama tim yang tangguh dan handal.
MENGENAL
3 JENIS MOTIVASI
Memotivasi
orang lain bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang
melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan
dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak
kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh
motivasinya. Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu:
1.
Motivasi
yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation).
Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak
maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena
takut dipecat, orang membeli polis asuransi karena takut jika terjadi apa-apa
dengannya, anak-istrinya akan menderita.
2.
Motivasi
ingin mencapai sesuatu (achievement motivation).
Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang
pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu
karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.
3.
Motivasi
yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation).
Yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan
hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan
nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love)
pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya.
Orang yang memiliki motivasi seperti ini
biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan sekadar untuk
memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah
proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.
Post a Comment