KEMDIKBUD GELAR SEMILOKA MENYIAPKAN GURU MASA DEPAN
Jakarta --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, menyelenggarakan seminar dan lokakarya "Menyiapkan Guru Masa
Depan". Acara ini berlangsung selama dua hari, 3-4 Juli, di Hotel Royal
Kuningan, Jakarta. Ada dua isu utama yang dibahas dalam semiloka tersebut,
pertama, pemetaan kelembagaan, dan kedua, pengembangan kurikulum bagi lembaga
pendidik dan tenaga kependidikan (LPTK) di Indonesia.
Semiloka dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Mohammad Nuh. Lebih dari 200 peserta yang berasal dari asosiasi LPTK Indonesia
dan LPTK swasta, Forum FKIP, para Dekan dan Rektor LPTK, hadir di acara
tersebut.
Saat menyampaikan keynote speech Mendikbud mengatakan,
penyelenggaraan forum semiloka ini sangat penting bagi masa depan pendidikan
Indonesia. Ada dua alasan minimal, yang menunjukkan pentingnya forum tersebut.
“Pertama, yang dibahas perkara penting, yaitu guru. Kedua, memiliki implikasi
yang besar ke depannya, yaitu menyiapkan guru masa depan,” kata Mendikbud, Rabu
(3/7).
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)
Kemdikbud, Djoko Santoso, mengatakan, antara pemerintah dan penyelenggara LPTK
perlu menyamakan persepsi, dan menunjuk siapa yang bertanggung jawab untuk
mendidik guru. “Apakah semua universitas bisa, atau hanya universitas tertentu
yang tugasnya mendidik guru,” kata Djoko.
Ketua penyelenggara Semiloka, Supriyadi Rustad, menyebutkan
saat ini terdapat 415 LPTK negeri dan swasta. Dari jumlah tersebut hanya
beberapa LPTK saja yang memenuhi standar LPTK yang baik. Misalnya memiliki
asrama, dan memiliki sekolah laboratorium.
Meski banyak yang belum memenuhi standar, kata Supriadi,
hingga saat ini tidak ada wacana untuk menutup LPTK-LPTK tersebut. Justru
pembinaan akan terus dilakukan hingga tercapai hasil yang optimal. Dikarenakan
jumlah LPTK yang sudah terlalu banyak, saat ini sedang dilakukan moratorium
pembangunan LPTK baru. “Yang bisa dibina kita bina, yang tidak bisa juga terus
dibina,” katanya. (AR)
Post a Comment