DORONG PENGGUNAAN TIK, SEKOLAH BOLEH PAKAI DANA BOS
Jakarta --- Untuk
meningkatkan gairah penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) mengembangkan konten dan infrastruktur bidang pendidikan
berbasis TIK. Pengembangan infrastruktur jaringan akan dilakukan dengan
menggunakan anggaran Jardiknas dan mekanisme lainnya.
Perlu disadari, jika
hanya mengandalkan anggaran Jardiknas tentunya tidak cukup untuk melayani
jaringan internet yang menjangkau seluruh sekolah di penjuru negeri. Untuk itu,
pemerintah merancang sebuah petunjuk teknis (Juknis) pemanfaatan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) untuk mendorong penggunaan TIK.
Dijelaskan oleh
Kepala Pustekkom Ari Santoso, saat ini dengan anggaran yang dialokasikan dalam
Jardiknas hanya mampu menjangkau dan melayani jaringan internet di 40 ribu
sekolah. Sementara jumlah sekolah yang ada di Indonesia sebanyak 240 ribu
sekolah. Dengan keterbatasan itu dirancang sebuah mekanisme agar
sekolah-sekolah yang sudah “mampu” didorong untuk membiayai langganan
internetnya sendiri dengan memanfaatkan dana BOS secara legal.
“Selama ini sekolah
tidak berani untuk menggunakan dana BOS untuk berlangganan internet, karena
tidak ada payung hukum yang jelas. Mereka takut disangka menyalahgunakan dana
tersebut,” ujar Ari Santoso pada jumpa pers acara Anugerah Kita Harus Belajar
(Ki Hajar), di Kemdikbud, Kamis (8/11).
Tahun 2014,
ditargetkan 100 ribu sekolah akan tersambung internet yang dibayar dengan
menggunakan anggaran Jardiknas dan dana BOS. Sekolah yang dianggap mampu
membiayai sambungan internetnya sendiri memiliki kriteria tertentu. Dimisalkan
dalam satu tahun untuk menyambungkan internet ke 15 komputer dibutuhkan dana
tiga juta rupiah, maka jika dalam
sekolah terdapat 100 siswa, pembiayaan tersebut butuh alokasi 5-6 persen
dari dana BOS.
Sebaliknya untuk
sekolah yang memiliki jumlah siswa minim, sambungan internetnya akan dibantu
oleh pusat dengan anggaran jardiknas. “Kalau memaksakan di anggaran, itu sangat
sulit. Oleh karena itu Pustekkom mendorong daerah dengan memberi award kepada
mereka yang mau berusaha sendiri,” ujarnya.
(AR)
Post a Comment